Sunday, June 15, 2025
spot_img
HomeBitungTangis Haru Fredy Pudi dan Istrinya, Mimpi Miliki Kursi Roda Dijawab Kapolres...

Tangis Haru Fredy Pudi dan Istrinya, Mimpi Miliki Kursi Roda Dijawab Kapolres Bitung

Bitung, MKS

Asa Fredy Pudi (68) untuk memiliki kursi roda terjawab sudah. Keinginan lelaki tua yang tak lagi mampu berjalan karena amputasi kakinya, bisa diwujudkan Kapolres Bitung AKBP Albert Zai.

Fredy tinggal di sudut Kota Bitung, tepatnya di Kelurahan Kakenturan II. Dia hidup bersama istrinya yang sama-sama lanjut usia (lansia) bergelut dalam kesederhanaan dan keterbatasan. Fredy hanya bisa terbaring di rumah pinjaman yang atap kamarnya pun telah rusak diterbangkan angin. Namun sang istri, Yuliana Lontolawa, tetap setia merawatnya dengan penuh cinta dan pengharapan.

Kamis (24/4), tangis haru pecah di rumah sederhana itu. Doa yang selama ini mereka panjatkan dalam diam, dijawab dengan cara yang tak disangka-sangka. sekira pukul 11.30 WITA, Kapolres Bitung AKBP Albert Zai datang membawa sebuah kursi roda. Sebuah benda yang bagi banyak orang mungkin biasa saja, tetapi bagi Fredy dan istrinya adalah simbol kebebasan, harapan dan keajaiban.

“Ini seperti mimpi. Kami hanya bisa berdoa, berharap Tuhan menggerakkan hati seseorang dan hari ini, doa itu dijawab,” kata Yuliana lirih, sembari menyeka air mata yang tak tertahan.

Fredy yang kini hanya bisa duduk dan tidur di ruang depan karena kamarnya tak lagi layak digunakan, juga tak kuasa menahan emosi. “Terima kasih, Tuhan dan terima kasih kepada Bapak Kapolres yang menjadi jawaban doa kami,” ucapnya dengan suara bergetar.

Kapolres Bitung yang datang bukan hanya dengan bantuan fisik tetapi juga dengan empati mendalam mengatakan, kunjungan ini bukan sekadar bentuk tugas, melainkan panggilan hati.

“Ini semua karena doa Bapak dan Ibu. Tuhan yang menggerakkan hati saya, dan melalui tangan ini, Dia kirimkan rezeki untuk Bapak Fredy,” tutur AKBP Albert Zai, dengan mata yang juga mulai berkaca-kaca.

Melihat kondisi rumah Fredy yang memprihatinkan, terutama atap kamar yang bolong dan tak bisa lagi dipakai, Kapolres Bitung berjanji akan mencarikan jalan.

“Nanti kita bantu perbaiki. Semoga ini menjadi awal dari banyaknya tangan-tangan baik yang tergerak untuk menolong,” katanya.

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang seringkali abai, kisah Fredy dan Yuliana mengingatkan kita bahwa kemanusiaan masih hidup, dan kebaikan—sekecil apa pun—selalu punya arti besar bagi yang menerimanya. (to)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments